Sabtu, 26 Februari 2011

Menunggu Harap Menjelma Nyata

garis senja tergambar kejinggaan di ufuk barat,
sebentar gelap menjelang, mengakhiri hadirnya siang,
seperti dirimu yang ada lalu tiada.

malu aku pada rembulan merah, karena masih kutunggumu,
diujung malam, di ufuk timur, di batas malam dan siang,
mengharap mentari membawamu kembali.

Lalu pada siapa ku tautkan rasa,
padahal hatiku telah kau curi.
kau bawa lari ke ujung pandangan, ke seberang lautan,
ke padang ilalang, ke sungai yang mengalir,
kemanapun kau pergi…………
ku takut hatiku tercecer di perjalanan hidup.

masih kutunggumu di fajar menyingsing,
mengharap sebuah pertemuan,
walau cinta tak lagi utuh,
rindu tak lagi membiru, dan rasa menjadi biasa.
tetap kutunggumu, tetap meyakinimu……
menunggu harap menjelma nyata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar